Hernan Jorge Crespo
11 tahun berlalu kita mengenang ketajaman Si Valdano Kecil yang mampu membungkam keriuhan Teater impian.
Penyerang terbaik yang pernah dimiliki Argentina tentu saja masi ada nama Hernan Jorge Crespo di daftar legen mereka . (agen judi bola)
Uniknya Crespo merupakan penyerang dengan karakteristik permainan yang cukup langka di Argentina. Dia bukan bomber yang doyan melakukan goyang Tango layaknya Diego Maradona atau Lionel Messi, tak seeksplosif Gabriel Batistuta atau Carlos Tevez, juga tak terlampau luwes layaknya Mario Kempes atau Jorge Valdano.
Tiper pemainan pemain lulusan akademi River Plate itu lebih bersifat Eropa, tak banyak tingkah tapi begitu tajam dan dingin di depan gawang lawan. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kita biasa menyebutnya poacher.
Di era 90-an hingga medio 2000-an, tipe striker macam itu amat digemari oleh klub-klub besar Eropa. Tak heran, jika setelah mencuat bersama River Plate, Crespo malang-melintang besama jagoan-jagoan Benua Biru, mulai dari Parma, Lazio, FC Internazionale, Chelsea, hingga AC Milan.
Dan kali ini kita akan membahas kiprah striker berjuluk Valdano kecil itu, di musim satu-satunya dia membela klub yang disebut terakhir, Milan.
Begabung bersama I Rossonerri dengan status pinjaman selama semusim dari Chelsea pada musim 2004/05, Crespo tak bisa dibilang gagal. Ia sukses mencetak 17 gol dari 40 penampilannya di semua ajang kompetitif.
Salah satu momen terbaiknya bersama Milan hadir tepat 11 tahun silam, dalam duel kontra Manchester United di Old Trafford pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2004/05.
Mengalami krisis di lini depan dengan cederanya Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi, hingga Jon Dhal Tomasson, pelatih Milan kala itu, Carlo Ancelotti, praktis hanya memiliki Crespo di sektor penyerangan.
Don Carlo pun terpaksa mengubah formasi andalan 4-3-1-2 menjadi 4-3-2-1, dengan menempatkan Manuel Rui Costa berduet bersama Ricardo Kaka sebagai trequartista.
Alhasil, Milan pun sulit bermain melebar dan lebih mengandalkan umpan-umpan pendek serta percobaan melalui tembakan spekulatif. Cara itu cukup efektif di awal laga sebagaimana sepakan jarak jauh Clarence Seedorf, yang membentur mistar di menit kedelapan.
Namun setelahnya United jadi tim yang mengontrol jalannya pertandingan. Duo bek legendaris yang jadi andalan Il Diavolo Rosso saat itu, Alessandro Nesta dan Paolo Maldini, dibuat bekerja ekstra keras menghalau gempuran Wayne Rooney cs. Skema catenaccio ala Negeri Pizza pun diterapkan secara tegas nyaris di sepanjang laga. (agen live casino)
Segalanya tampak semakin buruk di babak kedua, seiring dukungan riuh publik Tater Impian yang coba menggoyahkan mental bermain Milan.
Ups, tapi Milan dahulu adalah Milan yang punya mental baja. Lepas menit ke-70, Si Setan Merah asal Italia mampu lepas dari tekanan dan mampu menghasilkan lebih banyak kans mencetak gol.
Situasi itu membuat United berbalik tegang dan hal itu ditunjukkan melalui blunder Roy Carroll di menit ke-78. Menerima sepakan keras Seedorf, kiper timnas Irlandia Utara itu luput menangkap bola.
Bola muntah langsung disambar Crespo yang berdiri kosong di depannya. Gol! Milan unggul 1-0 dan atmosfer Old Trafford dibuat sunyi. Kedudukan itu bertahan hingga waktu normal usai.
Hebatnya Crespo kembali jadi antagonis The Red Devils pada leg kedua di San Siro, dengan lagi-lagi jadi pencetak gol semata wayang kemenangan. Milan pun berhak lolos ke perempat-final lewat keunggulan agregat 2-0. (agen judi poker)
Pasukan Ancelotti bahkan melenggang hingga babak final bersejarah di Istanbul, di mana secara dramatis Milan kalah adu penalti dari Liverpool. Di akhir musim, lantaran negosiasi yang rumit, Crespo pun urung dipertahankan dan kembali ke klub induknya, Chelsea.
tokecash.com agen judi bola poker dan live casino online terpercaya "Masi ingat dengan Hernan Crespo?
Label:
sport
Posting Komentar